LAPORAN STUDI LAPANGAN
KUNJUNGAN KE BIO HOK TEK TJENG SIN
Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas UTS
Mata Kuliah Agama Konghucu
Oleh :
Zaimah Imamatul Baroroh
Dosen pembimbing : Hj. Siti Nadroh
JURUSAN PERBANDINGN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA 2012
Pendahuluan
Menjalin hubungan baik antar umat beragama
adalah hal yang sangat penting, upaya ini harus bisa dilakukan oleh mahasiswa Perbandingan
Agama yang notabene belajar banyak agama. pendekatan emosional harus dilakukan
agar terjalin rasa saling menghormati antar sesama pemeluk agama. pendekatan
tersebut bisa dilakukan oleh mahasiswa Perbandingan Agama dengan cara melakukan
study lapangan dan kunjungan ke tempat-tempat ibadah mereka. Salah satu
kunjungan yang kami lakukan adalah kunjungan ke tempat ibadah umat Khonghucu,
disana kami mendapat banyak ilmu pengetahuan karena selain kunjungan,
penelitian kami juga bisa melakukan dialog interaktif dengan akademisi umat Konghucu
yang ada disana. Dan berikut adalah laporan hasil kunjungan tersebut, semoga
lapooran ini bermanfaat.
Pembahasan hasil study lapangan
A. Menganai sejarah agama konghucu
Sejarah perjalanan dan perkembangan agama Khonghucu (Kong jiao)
sangatlah panjang. Agama Khonghucu adalah agama yang ada dengan mengambil nama
Sang Nabi Khongcu (Kongzi/Kong Fuzi) yang lahir pada tanggal 27 bulan 8 tahun
551 SM di negeri Lu (kini jasirah Shandong). Awalnya agama ini bernama Ru jiao
(儒 教). Huruf Ru (儒)
berasal dari kata (亻-人) ‘ren’ (orang) dan (需) ‘xu’ (perlu) sehingga berarti ‘yang diperlukan orang’, sedangkan
‘Ru’ sendiri bermakna (柔)
‘Rou’ lembut budi-pekerti, penuh susila, (优) ‘Yu’ – Yang utama, mengutama perbuatan baik, lebih baik,..和 He – Harmonis, Selaras,.. 濡 Ru – Menyiram dengan kebajikan, bersuci diri,.. ‘Jiao 教 berasal dari kata ‘xiao’孝 (berbakti) dan 文 ‘wen’ (sastra, ajaran). Jadi ‘jiao’ berarti ajaran/sastra untuk
berbakti; =agama. Maka Ru jiao adalah ajaran/agama untuk berbakti bagi kaum
lembut budi pekerti yang mengutamakan perbuatan baik, selaras dan berkebajikan.
Ru jiao ada jauh sebelum Sang Nabi Kongzi lahir. Dimulailah dengan sejarah
Nabi-Nabi suci Fuxi (2952 – 2836 SM), Shen-nong (2838 – 2698 SM), Huang-di (2698 – 2596
SM), Yao (2357 – 2255 SM), Shun (2255 – 2205 SM), Da-yu (2205 – 2197 SM),
Shang-tang (1766 – 1122 SM),Wen, Wu Zhou-gong (1122 – 255 SM), sampai Nabi
Agung Kongzi (551 – 479 SM) dan Mengzi (371 – 289 SM). Para nabi inilah peletak
Ru jiao. Sedangkan Nabi Kongzi atau nabi Konghucu adalah penerus, pembaharu dan
penyempurna. Maka Ru jiao juga disebut Kong jiao atau Konghucu yang di ambil dari nama NAbi Konghucu
itu sendiri. Seperti inilah yang dikatakan para narasumber saat kaim mahasiswa
Perbandingan a semester 4 mengadakan Tanya jawab tentang sejarah agama konghucu
itu sendiri.
B. Mengenai sejarah agama Konghucu di
Indonesia
Menurut hasil wawancara kami dengan
narasumber, agama Konghucu masuk ke Indonesia tidak di ketahui pasti tanggal
bulan dan tahunnya yang pasti agama konghucu masuk ke Indonesia dibawah oleh
orang-orang tionghoa yang pada saat itu melakukan transaksi perdagangan dengan
orang Indonesia dan orang-orang darinegara lain di Indonesia.
Pada dasarnya agama konghucu ini dibawah ke
Indonesia bukan dengan misi menyebarkan tapi mereka orang-orang Tionghoa yang
berdagang di Indonesia akhirnya banyak yang menetap di Indonesia dan menikah
dengan orang idonesia maka dengan sendirinya agama konghucu dianut oleh anak
cucunya secara turun temurun dan telah berasimilasi dengan budaya Indonesia.
C. Ajaran agama Konghucu
Ajaran Konfusianisme
atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa
Tionghoa istilah aslinya adalah Rujiao (儒教) yang
berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur.
Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan beliau hanya
menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang
beliau sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan
ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa
Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga
etika manusia.
Sebenarnya kalau orang mau memahami secara benar dan utuh tentang Ru Jiao
atau Agama Khonghucu, maka orang akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru
Jiao) juga terdapat Ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Agama
Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau
disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang
Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah
"Tian" atau "Shang Di".
Konfusianisme
atau Khonhucu mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antara
manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajarkan
supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini.
Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia
bertingkah laku.
Konfusius
tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tapi hanya yang
patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak
patut disermbah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia
perlu berusaha memperbaiki moral.
Ajaran ini
dikembangkan oleh muridnya Mensius ke seluruh Tiongkok dengan
beberapa perubahan. Kong Hu Cu disembah sebagai seorang dewa dan
falsafahnya menjadi agama baru, meskipun dia sebenarnya adalah manusia biasa.
Pengagungan yang luar biasa akan Kong Hu Cu telah mengubah falsafahnya menjadi
sebuah agama dengan diadakannya perayaan-perayaan tertentu untuk mengenang Kong
Hu Cu.
Ajaran inti Agama konghucu
Wawancara pada malam itu menghasilkan
ajaran-ajaran penting dalam agama Konghucu berikut Delapan
Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:
a.
Umat konghucu sepenuhnya Iman kepada Tuhan Yang Maha
Esa atau yang disebut Tian (Cheng Xin Huang Tian)
b.
Umat Khong Hu Cu sepenuh Iman menjunjung Kebajikan
(Cheng Juen Jie De)
c.
Umat Khong Hu Cu sepenuh Iman Menegakkan Firman
Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
d.
Umat Khong Hu Cu sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan
Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
e.
Umat Khong Hu Cu sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti
(Cheng Yang Xiao Shi)
f.
Umat Khong Hu Cu sepenuh Iman mengikuti Genta
Rohani/ajaran Nabi Kongzi(Cheng Shun Mu Duo)
g.
Umat Khog Hu Cu sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu
dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
h.
Umat Khong Hu Cu sepenuh Iman menempuh Jalan Suci
(Cheng Xing Da Dao)
Para Narasumber juga mengungkapkan
ajaran-ajaran lain seperti berikut:
2.
Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang):
a. Ren -
Cintakasih
b. Yi - Kebenaran/Keadilan/Kewajiban
c. Li -
Kesusilaan, Kepantasan
d. Zhi -
Bijaksana
e. Xin - Dapat
dipercaya
3.
Lima Hubungan Sosial (Wu Lun):
a. Hubungan
antara Pimpinan dan Bawahan
b. Hubungan
antara Suami dan Isteri
c. Hubungan
antara Orang tua dan anak
d. Hubungan
antara Kakak dan Adik
e. Hubungan
antara Kawan dan Sahabat
4.
Delapan Kebajikan (Ba De):
a. Xiao - Laku
Bakti
b. Ti - Rendah
Hati
c. Zhong -
Satya
d. Xin - Dapat
Dipercaya
e. Li - Susila
f. Yi -
Bijaksana
g. Lian - Suci
Hati
h. Chi - Tahu
Malu
D. Tradisi Penghormatan kepada Dewa dalam
Agama Konghucu
Agama Konghucu adalah agama yang mempunyai
banyak dewa untuk disembah, itulah yang kita ketahui selama ini. Tetapi setelah
kunjungan itu ternyata dewa-dewa tersebut bukan disembah melainkan dihormati. Dalam
tradisi agama Konghucu Dewa-dewa tersebut adalah sosok yang berjasa bagi banyak
orang, mereka menghormati dewa-dewa tersebut dengan tujuan untuk memperoleh
berkah dari kebaikan sosok dewa tersebut. Seperti contoh penghormatan terhadap Dewi
Kuan In yang mereka harapkan dari penghoramatan itu adalah agar mereka mendapat
kasih sayang dan kelak akan mempunyai sifat kasih sayang yang dimiliki oleh Dewi
Kuan In.
Ternyata Dewa-dewa dalam agama Konghucu dimunculkan
oleh umat agama Konghucu itu sendiri, dewa-dewa tersebut bukan dimunculkan oleh
sang pengajar agama yakni guru Khong. Jadi orang atau sosok yang mereka anggap
telah berjasa bagi umat manusia harus diberikan penghormatan.
E. Tentang hidup setelah mati
Semua agama memiliki konsep hidup setelah
mati, lain dengan Konghucu ketika kami wawancarai mereka tidak bisa menjelaskan
konsep hidup setelah mati, mereka mengatakan hidup setelah mati tidak bisa
diceritakan sebelum kita mengalaminya. Tetapi disisi lain mereka meyakini bahwa
orang yang telah mati itu harus disembahyangkan atau didoakan oleh keluarganya
yang masih hidup agar roh tersebut tidak menjadi roh gentayangan dan kelak
menjadi roh gemilang yakni roh yang bisa menyatu denga Thian. Mereka juga
percaya bahwa roh orang yang sudah meninggal dapat berpengaruh pada
keberuntungan hidup keluarganya, oleh karena itu keluarga harus selalu
mendoakan mereka agar mereka bisa hidup tengang dan membawa keberuntungan bagi
keluarga yang ditinggalkan.
F. Hari-Hari Besar Agama Khonghucu
Dalam agama Konghucu terdapat beberapa hari
besar yang diperingati meriah oleh umat Khonghucu dalam perayaan hari itu juga
dilakukan sembahyang dan pemujaan serta persembahan dengan perlengkapan
sembahyang.
Hari-hari tersebut adalah :
1.
Tanggal 1 bulan I (Zheng Yue) – Tahun Baru
Kongzili/Yinli/Xin Zheng
2.
Tanggal 4 bulan I – Menyambut turunya malaikat dapur
(Chao Chun).
3.
Tanggal 8/9 bulan I – Jing Tian Gong (Sembahyang Besar
kepada Tuhan YME)
4.
Tanggal 15 bulan I – Shang Yuan/Yuan Xiao atau Cap Go
Me
5.
Tanggal 18 bulan II (Erl Yue) – Hari Wafat Nabi Kongzi
(Zhi Sheng Ji Zhen)
6.
Tanggal 5 April – Hari Sadranan (Qing Ming)
7.
Tanggal 5 bulan V (Wu Yue) – Duan Yang/Duan Wu/Bai Chun
8.
Tanggal 29 bulan VII – Sembahyang Arwah Umum.
9.
Tanggal 15 bulan VII (Ji Yue) – Jing He Ping/Jing Hao
Peng
10. Tanggal
15 bulan VIII (Ba Yue) – Zhong Qiu (Sembahyang Purnama Raya)
11. Tanggal
27 bulan VIII (Ba Yue) – Zhi Sheng Dan (Hari Lahir Nabi Kongzi)
12. Tanggal
15 bulan X – Xia Yuan.
13. Tanggal
22 Desember – Dong Zhi (Hari Genta Rohani)
14. Tanggal
24 bulan XII (Shi Erl Yue) – Hari Persaudaraan & Naiknya malaikat dapur
(Chao Chun).
Bulan-bulan tersebut adalah bulan
menurut kalender China.
G. Tentang Bio Hok Tek Tjeng Sin
Klenteng atau Bio Hok Tek Tjeng Sin adalah
sebuah klenteng Tridharma yaitu tempat peribadatan umat Khonghucu, Tao dan
Buddha. Dalam klentemg tersebut terdapat patung dewa dewi yang merupakan
dewa-dewi yang mereka yakini sangat nerpengaruh terhadap kondisi kehidupan
mereka. Seperti halnya nama dari klenteng ini, Hok Tek Tjeng Sin yakni dewa
bumi tapi nama ini sebenarnya adalah nama seorang tokoh yang menurut umat Khonghucu
bisa dicitrakan sebagai dewa bumi karena jasanya saat ia hidup.
Dalam klenteng ini terdapat banyak lampion.
Lampion-lampion ini adalah milik para jemaat yang beribadah diklenteng
tersebut, dalam tradisi umat Khonghucu menyalakan lampion adalah hal yang harus
dilakukan ketika dia menginginkan petunjuk bagi hidupnya. Nyala terang lampion
yang didoakan dipercaya dapat member keberuntungan dan menerangi hidup
sipemilik lampion. Selaim lampion terdapat juga banyak lilin-lilin yang menyala
fungsinya sama dengan lampion tersebut.
Penutup
Demikian laporan hasil study lapangan di
klenteng Hok Tek Tjeng Sin. Dari laporan ini bisa disimpulkan bahwa sebenarnya
agama Khonghucu bukanlah sebuah agama baru melainkan penyempurnaan dari agama
dan kepercayaan yang sudah ada oleh nabi konghucu. Ajaran-ajaran yang diajarkan
oleh nabi Konghucu adalah bersifat social dan mementingkan etika. Agama
konghucu yang berkembang di Indonesia adalah agama konghucu yang telah
berasimilasi dengan kebudayaan Indonesia sehingga bisa berkembang di Negara
Indonesia.
Dari kunjungan yang telah kami laksanakan
diharapkan bisa memberi pengetahuan lebih kepada mahasiswa dan bisa memupuk
rasa toleransi sehingga tercapai tujuan mewujudkan kerukunan umat antar
beragama.